SELAMAT DATANG

jika kebetulan anda mempunyai waktu luang yang mungkin akan terbuang sia-sia, silahkan saja baca-baca tulisan yang pastinya susah dicari unsur pentingnya.

Rabu, 17 Juni 2009



POSITIF

Hahaha… inilah pertama kalinya saya menulis blog dengan tidak mengangkat tema dari hasil liputan. Hihhihi…


Saat itu pertengahan bulan april 2009, maaf saya tidak ingat tanggalnya, Indah (nama istri) membangunkan saya tidak dengan secangkir kopi, melainkan hasil tes urine (terkesan agak jorok memang). Tes ini untuk mengetahui kepastian apakah ada sang penerus keluarga kami bersarang di tubuhnya. Ternyata hasil tes menunjukkan hasil POSTIF. Singkat kata, sore dihari yang sama, calon ayah ini atau saya diterima di PT. Cipta Televisi (TPI) yang berarti ada peningkatan kesejahteraan. Alhamdulillah. Inilah yang saya sebut sebagai rejeki si buah hati. (sambil tersipu-sipu malu).


Setelah hasil POSITIF tersebut, langsung kami tindak lanjuti ke RSIA Permata Cibubur berkonsultasi untuk pertama kalinya dengan dr. Nurul Afriana, SpOg. Nah, di tempat inilah segala permasalah mengenai si kecil ditangani. “Selamat, istri anda positif hamil” ujar si dokter yang saya dengar denan perasaan bangga dan haru. Hasil Ultra Sono Grafi atau USG menunjukkan tanda-tanda nomal. Alhamdullilah untuk yang kesekian kali. Fuih (suara tarikan nafas lega).




Foto pertama anak kami saat masih berumur 6 minggu.
(sayangnya kami belum dapat foto bersama seperti keluarga besar.. ya iyalah)


Semakin tumbuh, tumbuh, dan tumbuh besar
foto Rio Jr. setelah berumur hampir 4 bulan.
(ayo junior, you must grow up for the fanily or what ever lah).

Kamis, 04 Juni 2009

MMMMmmmmmmMMMMMmmm...

:X :X :X :X :X :X :X :X

MmmmmmmMMMMMmmmmmmmMMMMMM
M.............MMMMMM...mmmmmmMMMM
(maaf mulut saya enggan berbicara. Saya takut ketika kita berbicara akan mengakibatkan hal-hal yang tidak menyenangkan sepeti saudaraku Ibu Prita. Bukan saya tidak punya keberanian untuk berbicara. Namun, aksi bungkam mulut ini sebagai bentuk perlawanan untuk kebebasan berpendapat yang bertanggung jawab. Kebebasan berbicara memang sudah dilakukan sejak era reformasi lalu. Namun memang kita dituntut untuk tidak menyebarkan kebihingan publik. Nah, pada kasus Prita ini saya tidak melihat adanya fakta palsu yang ditulis melalui emailnya. Ini hanyalah curhanan hati seorang pasien yang mengeluhkan rumah sakit tempatnya menyembuhkan penyakitnya. eh... yang datang malah petaka..) tetap semangat bu Prita

berikut adalah kutipan email dari bu Prita yang diambil dari http://www.infogue.com/viewstory/2009/06/03/inilah_isi_email_prita_mulyasari_yang_saat_ini_ditahan_di_lp_wanita_tangerang/?url=http://sumbawanews.com/berita/nasional/inilah-isi-email-prita-mulyasari-yang-saat-ini-ditahan-di-lp-wanita-tangerang.html


Jakarta - Jangan sampai kejadian saya ini akan menimpa ke nyawa manusia lainnya. Terutama anak-anak, lansia, dan bayi. Bila anda berobat berhati-hatilah dengan kemewahan rumah sakit (RS) dan title international karena semakin mewah RS dan semakin pintar dokter maka semakin sering uji coba pasien, penjualan obat, dan suntikan.

Saya tidak mengatakan semua RS international seperti ini tapi saya mengalami kejadian ini di RS Omni International. Tepatnya tanggal 7 Agustus 2008 jam 20.30 WIB. Saya dengan kondisi panas tinggi dan pusing kepala datang ke RS OMNI Internasional dengan percaya bahwa RS tersebut berstandard International, yang tentunya pasti mempunyai ahli kedokteran dan manajemen yang bagus.

Saya diminta ke UGD dan mulai diperiksa suhu badan saya dan hasilnya 39 derajat. Setelah itu dilakukan pemeriksaan darah dan hasilnya adalah thrombosit saya 27.000 dengan kondisi normalnya adalah 200.000. Saya diinformasikan dan ditangani oleh dr Indah (umum) dan dinyatakan saya wajib rawat inap. dr I melakukan pemeriksaan lab ulang dengan sample darah saya yang sama dan hasilnya dinyatakan masih sama yaitu thrombosit 27.000.

dr I menanyakan dokter specialist mana yang akan saya gunakan. Tapi, saya meminta referensi darinya karena saya sama sekali buta dengan RS ini. Lalu referensi dr I adalah dr H. dr H memeriksa kondisi saya dan saya menanyakan saya sakit apa dan dijelaskan bahwa ini sudah positif demam berdarah.

Mulai malam itu saya diinfus dan diberi suntikan tanpa penjelasan atau izin pasien atau keluarga pasien suntikan tersebut untuk apa. Keesokan pagi, dr H visit saya dan menginformasikan bahwa ada revisi hasil lab semalam. Bukan 27.000 tapi 181.000 (hasil lab bisa dilakukan revisi?). Saya kaget tapi dr H terus memberikan instruksi ke suster perawat supaya diberikan berbagai macam suntikan yang saya tidak tahu dan tanpa izin pasien atau keluarga pasien.

Saya tanya kembali jadi saya sakit apa sebenarnya dan tetap masih sama dengan jawaban semalam bahwa saya kena demam berdarah. Saya sangat khawatir karena di rumah saya memiliki 2 anak yang masih batita. Jadi saya lebih memilih berpikir positif tentang RS dan dokter ini supaya saya cepat sembuh dan saya percaya saya ditangani oleh dokter profesional standard Internatonal.

Mulai Jumat terebut saya diberikan berbagai macam suntikan yang setiap suntik tidak ada keterangan apa pun dari suster perawat, dan setiap saya meminta keterangan tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Lebih terkesan suster hanya menjalankan perintah dokter dan pasien harus menerimanya. Satu boks lemari pasien penuh dengan infus dan suntikan disertai banyak ampul.

Tangan kiri saya mulai membengkak. Saya minta dihentikan infus dan suntikan dan minta ketemu dengan dr H. Namun, dokter tidak datang sampai saya dipindahkan ke ruangan. Lama kelamaan suhu badan saya makin naik kembali ke 39 derajat dan datang dokter pengganti yang saya juga tidak tahu dokter apa. Setelah dicek dokter tersebut hanya mengatakan akan menunggu dr H saja.

Esoknya dr H datang sore hari dengan hanya menjelaskan ke suster untuk memberikan obat berupa suntikan lagi. Saya tanyakan ke dokter tersebut saya sakit apa sebenarnya dan dijelaskan saya kena virus udara. Saya tanyakan berarti bukan kena demam berdarah. Tapi, dr H tetap menjelaskan bahwa demam berdarah tetap virus udara. Saya dipasangkan kembali infus sebelah kanan dan kembali diberikan suntikan yang sakit sekali.

Malamnya saya diberikan suntikan 2 ampul sekaligus dan saya terserang sesak napas selama 15 menit dan diberikan oxygen. Dokter jaga datang namun hanya berkata menunggu dr H saja.

Jadi malam itu saya masih dalam kondisi infus. Padahal tangan kanan saya pun mengalami pembengkakan seperti tangan kiri saya. Saya minta dengan paksa untuk diberhentikan infusnya dan menolak dilakukan suntikan dan obat-obatan.

Esoknya saya dan keluarga menuntut dr H untuk ketemu dengan kami. Namun, janji selalu diulur-ulur dan baru datang malam hari. Suami dan kakak-kakak saya menuntut penjelasan dr H mengenai sakit saya, suntikan, hasil lab awal yang 27.000 menjadi revisi 181.000 dan serangan sesak napas yang dalam riwayat hidup saya belum pernah terjadi. Kondisi saya makin parah dengan membengkaknya leher kiri dan mata kiri.

dr H tidak memberikan penjelasan dengan memuaskan. Dokter tersebut malah mulai memberikan instruksi ke suster untuk diberikan obat-obatan kembali dan menyuruh tidak digunakan infus kembali. Kami berdebat mengenai kondisi saya dan meminta dr H bertanggung jawab mengenai ini dari hasil lab yang pertama yang seharusnya saya bisa rawat jalan saja. dr H menyalahkan bagian lab dan tidak bisa memberikan keterangan yang memuaskan.

Keesokannya kondisi saya makin parah dengan leher kanan saya juga mulai membengkak dan panas kembali menjadi 39 derajat. Namun, saya tetap tidak mau dirawat di RS ini lagi dan mau pindah ke RS lain. Tapi, saya membutuhkan data medis yang lengkap dan lagi-lagi saya dipermainkan dengan diberikan data medis yang fiktif.

Dalam catatan medis diberikan keterangan bahwa bab (buang air besar) saya lancar padahal itu kesulitan saya semenjak dirawat di RS ini tapi tidak ada follow up-nya sama sekali. Lalu hasil lab yang diberikan adalah hasil thrombosit saya yang 181.000 bukan 27.000.

Saya ngotot untuk diberikan data medis hasil lab 27.000 namun sangat dikagetkan bahwa hasil lab 27.000 tersebut tidak dicetak dan yang tercetak adalah 181.000. Kepala lab saat itu adalah dr M dan setelah saya komplain dan marah-marah dokter tersebut mengatakan bahwa catatan hasil lab 27.000 tersebut ada di Manajemen Omni. Maka saya desak untuk bertemu langsung dengan Manajemen yang memegang hasil lab tersebut.

Saya mengajukan komplain tertulis ke Manajemen Omni dan diterima oleh Og(Customer Service Coordinator) dan saya minta tanda terima. Dalam tanda terima tersebut hanya ditulis saran bukan komplain. Saya benar-benar dipermainkan oleh Manajemen Omni dengan staff Og yang tidak ada service-nya sama sekali ke customer melainkan seperti mencemooh tindakan saya meminta tanda terima pengajuan komplain tertulis.Dalam kondisi sakit saya dan suami saya ketemu dengan Manajemen. Atas nama Og (Customer Service Coordinator) dan dr G (Customer Service Manager) dan diminta memberikan keterangan kembali mengenai kejadian yang terjadi dengan saya.

Saya benar-benar habis kesabaran dan saya hanya meminta surat pernyataan dari lab RS ini mengenai hasil lab awal saya adalah 27.000 bukan 181.000. Makanya saya diwajibkan masuk ke RS ini padahal dengan kondisi thrombosit 181.000 saya masih bisa rawat jalan.

Tanggapan dr G yang katanya adalah penanggung jawab masalah komplain saya ini tidak profesional sama sekali. Tidak menanggapi komplain dengan baik. Dia mengelak bahwa lab telah memberikan hasil lab 27.000 sesuai dr M informasikan ke saya. Saya minta duduk bareng antara lab, Manajemen, dan dr H. Namun, tidak bisa dilakukan dengan alasan akan dirundingkan ke atas (Manajemen) dan berjanji akan memberikan surat tersebut jam 4 sore.

Setelah itu saya ke RS lain dan masuk ke perawatan dalam kondisi saya dimasukkan dalam ruangan isolasi karena virus saya ini menular. Menurut analisa ini adalah sakitnya anak-anak yaitu sakit gondongan namun sudah parah karena sudah membengkak. Kalau kena orang dewasa laki-laki bisa terjadi impoten dan perempuan ke pankreas dan kista.

Saya lemas mendengarnya dan benar-benar marah dengan RS Omni yang telah membohongi saya dengan analisa sakit demam berdarah dan sudah diberikan suntikan macam-macam dengan dosis tinggi sehingga mengalami sesak napas. Saya tanyakan mengenai suntikan tersebut ke RS yang baru ini dan memang saya tidak kuat dengan suntikan dosis tinggi sehingga terjadi sesak napas.

Suami saya datang kembali ke RS Omni menagih surat hasil lab 27.000 tersebut namun malah dihadapkan ke perundingan yang tidak jelas dan meminta diberikan waktu besok pagi datang langsung ke rumah saya. Keesokan paginya saya tunggu kabar orang rumah sampai jam 12 siang belum ada orang yang datang dari Omni memberikan surat tersebut.

Saya telepon dr G sebagai penanggung jawab kompain dan diberikan keterangan bahwa kurirnya baru mau jalan ke rumah saya. Namun, sampai jam 4 sore saya tunggu dan ternyata belum ada juga yang datang ke rumah saya. Kembali saya telepon dr G dan dia mengatakan bahwa sudah dikirim dan ada tanda terima atas nama Rukiah.

Ini benar-benar kebohongan RS yang keterlaluan sekali. Di rumah saya tidak ada nama Rukiah. Saya minta disebutkan alamat jelas saya dan mencari datanya sulit sekali dan membutuhkan waktu yang lama. LOgkanya dalam tanda terima tentunya ada alamat jelas surat tertujunya ke mana kan? Makanya saya sebut Manajemen Omni pembohon besar semua. Hati-hati dengan permainan mereka yang mempermainkan nyawa orang.

Terutama dr G dan Og, tidak ada sopan santun dan etika mengenai pelayanan customer, tidak sesuai dengan standard international yang RS ini cantum.

Saya bilang ke dr G, akan datang ke Omni untuk mengambil surat tersebut dan ketika suami saya datang ke Omni hanya dititipkan ke resepsionis saja dan pas dibaca isi suratnya sungguh membuat sakit hati kami.

Pihak manajemen hanya menyebutkan mohon maaf atas ketidaknyamanan kami dan tidak disebutkan mengenai kesalahan lab awal yang menyebutkan 27.000 dan dilakukan revisi 181.000 dan diberikan suntikan yang mengakibatkan kondisi kesehatan makin memburuk dari sebelum masuk ke RS Omni.

Kenapa saya dan suami saya ngotot dengan surat tersebut? Karena saya ingin tahu bahwa sebenarnya hasil lab 27.000 itu benar ada atau fiktif saja supaya RS Omni mendapatkan pasien rawat inap.

Dan setelah beberapa kali kami ditipu dengan janji maka sebenarnya adalah hasil lab saya 27.000 adalah fiktif dan yang sebenarnya saya tidak perlu rawat inap dan tidak perlu ada suntikan dan sesak napas dan kesehatan saya tidak makin parah karena bisa langsung tertangani dengan baik.

Saya dirugikan secara kesehatan. Mungkin dikarenakan biaya RS ini dengan asuransi makanya RS ini seenaknya mengambil limit asuransi saya semaksimal mungkin. Tapi, RS ini tidak memperdulikan efek dari keserakahan ini.

Sdr Og menyarankan saya bertemu dengan direktur operasional RS Omni (dr B). Namun, saya dan suami saya sudah terlalu lelah mengikuti permainan kebohongan mereka dengan kondisi saya masih sakit dan dirawat di RS lain.

Syukur Alhamdulilah saya mulai membaik namun ada kondisi mata saya yang selaput atasnya robek dan terkena virus sehingga penglihatan saya tidak jelas dan apabila terkena sinar saya tidak tahan dan ini membutuhkan waktu yang cukup untuk menyembuhkan.

Setiap kehidupan manusia pasti ada jalan hidup dan nasibnya masing-masing. Benar. Tapi, apabila nyawa manusia dipermainkan oleh sebuah RS yang dipercaya untuk menyembuhkan malah mempermainkan sungguh mengecewakan.

Semoga Allah memberikan hati nurani ke Manajemen dan dokter RS Omni supaya diingatkan kembali bahwa mereka juga punya keluarga, anak, orang tua yang tentunya suatu saat juga sakit dan membutuhkan medis. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti yang saya alami di RS Omni ini.

Saya sangat mengharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca adalah karyawan atau dokter atau Manajemen RS Omni. Tolong sampaikan ke dr G, dr H, dr M, dan Og bahwa jangan sampai pekerjaan mulia kalian sia-sia hanya demi perusahaan Anda. Saya informasikan juga dr H praktek di RSCM juga. Saya tidak mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari dokter ini.

Salam,
Prita Mulyasari
Alam Sutera
prita.mulyasari@yahoo.com

Rabu, 20 Mei 2009

PERHATIAN!!!! SEMUANYA..... LARI.......!!!!! KIAMAT SUDAH DEKAAAAATTTT.....!!!!

Di tengah pemberitaan marak antara kasus Antasari dan koalisi partai yang memperebutkan kekuasaan, kita disuguhkan tentang musibah pesawat Hercules.

Bencana mendatangi kita bertubi-tubi. Mungkinkah ini pertanda kiamat sudah dekat? Ah, ini hanyalah tulisan yang betul membosankan. Hanya mengikuti dan menelusuri bencana dengan bantuan dunia maya, begitu banyak peristiwa yang menelan korban tidak sedikit. Data yang berhasil saya kumpulkan ini hanyalah perpanjangan masalah setelah pesawat Hercules milik TNI-AU jatuh di Magetan kemarin pagi (20/5).

Tragis memang mendengar dan melihat peristiwa nahas tersebut. Banyak pihak yang mengatakan ini adalah human error atau kesalahan manusia. Namun, terlepas dari itu semua, haruskah kita menelan pil pahit lagi.

Sebelum data ini disuguhkan, saya mohon maaf jika data yang disajikan tidak lengkap. Ini tetap human error untuk diriku dan bukan kesalahan dunia maya yang begitu hebat di mata ini.

Data yang saya sajikan ini juga sengaja tidak di edit secara bagus. Selain tidak tahu cara mengedit yang baik, saya berpikir data gamblang yang hanya dipotong sedikit saja dan tetap menampilkan sumber yang dikutip cukup jelas untuk informasi yang jelas. Saya takut informasi yang diberikan nantinya hanya opiniku yang tidak ada artinya sama sekali (walaupun saya tahu, yang ditulis ini pun gak ngarti. Wkwkwkwk).

Nah… pada akhirnya selamat menikmati..

Bom Bali terjadi pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002 di kota kecamatan Kuta di pulau Bali, Indonesia, mengorbankan 202 orang dan mencederakan 209 yang lain, kebanyakan merupakan wisatawan asing. Peristiwa ini sering dianggap sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia. (http://id.wikipedia.org/wiki/Bom_Bali_2002)

Selasa, 30 November 2004, pesawat Lion Air MD-82 nomor penerbangan JT 538, pukul 18.05, tergelincir dan patah di ujung landas pacu Bandara Adi Sumarmo, Solo, Jawa Tengah. Badan pesawat robek dan nyaris patah, kokpit hancur setelah menabrak pohon kemboja di pekuburan yang ada di ujung landasan. Sebanyak 26 meninggal di tempat kejadian dan puluhan lainnya luka berat dan ringan.

Kepada Majalah Angkasa edisi Juli 2004, Direktur Teknik Lion Air, Romdani, mengatakan Lion Air bisa menekan harga tiket karena bisa menghemat di sana-sini. Salah satunya pemakaian sistem maintenance preventive dan tenaga maintenance sendiri. Kalau maskapai lain memakai jasa maintenance perusahaan lain dengan harga mahal, Lion Air cukup memanfaatkan tenaga maintenance sendiri yang jauh lebih murah. Bahkan, tamatan sekolah teknik penerbangan (SMT) yang baru lulus pun bisa direkrut menjadi tenaga maintenance.

Ironisnya lagi, untuk menghemat, Lion Air menerapkan kebijakan mengurangi penggunaan rem pada setiap pendaratan, Maksudnya adalah untuk menghemat suku cadang. Ini sangat menggelikan karena umur suku cadang pesawat terbang ditentukan lifetime atau siklus dan jam penerbangan, bukan seperti mobil yang dilihat kasat mata keausan suku cadangnya. (http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2004121107134626)

Minggu, 26 Desember 2004, gempa dan tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam menewaskan hampir 200.000 orang.

28 Maret 2005, gempa 8,7 skala Richter menimpa Pulau Nias menyusul gempa empat bulan sebelumnya. Gempa ini merupakan gempa bumi terbesar kedua di dunia sejak tahun 1964.Jumlah korban versi Depsos adalah 361 orang (344 di Nias, 17 di Simeulue), sedangkan data Pemprov NAD (Aceh) menyatakan bahwa jumlah korban di Aceh adalah 34 orang yakni 17 orang di Sinabang dan 14 orang di Singkil. (http://www.geocities.com/risanuri/agama/DaftarBencana.html)

JATUHNYA Mandala pada 5 September 2005. Peristiwa ini menyebabkan 148 orang, yang terdiri dari 99 penumpang dan 49 warga yang berada di sekitar lokasi saat jatuhnya pesawat tewas. Gubernur Sumatera Utara HT Rizal Nurdin, termasuk salah satu penumpang yang tewas itu. (http://www.detiknews.com/read/2007/09/05/105315/825885/10/dua-tahun-tragedi-mandala-diperingati-sederhana)

Gempa bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah sebuah gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter.Korban tewas menurut laporan dari Departemen Sosial Republik Indonesia pada 1 Juni 2006 pukul 07:00 WIB, berjumlah 6.234 orang. Sementara korban luka berat sebanyak 33.231 orang dan 12.917 lainnya menderita luka ringan. Kabupaten Bantul merupakan daerah yang paling parah terkena bencana. Informasi menyebutkan sebanyak 7.057 rumah di daerah ini rubuh.

Senin (17 Juli 2006), Tsunami menghancurkan kawasan wisata Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Hingga pagi ini (Selasa, 18/7), korban gempa dan tsunami di Kabupaten Ciamis tercatat 172 orang meninggal dunia. (http://www.geocities.com/risanuri/agama/DaftarBencana.html)

Peristiwa jatuhnya pesawat Adam Air yang hilang di Peraian Majene, Sulawesi Barat pada 1 Januari 2007.

Duka akibat kecelakaan dan hilangnya AdamAir pada awal 2007 belum sirna, kita diguncang musibah Garuda yang menghanguskan 21 orang di Yogyakarta 7 maret 2007 (7/3).

29/01/09 11:18 Helikopter Jatuh di Pondok Cabe

Tangerang, (ANTARA News) - Helikopter milik Pelita Air jatuh di Lanud Pondok Cabe, Kamis pagi sekitar pukul 10.00 WIB.

(http://www.antara.co.id/arc/2009/1/29/helikopter-jatuh-di-pondok-cabe/)

Senin, 06/04/2009 14:23 WIB
Pesawat Fokker TNI AU Jatuh
Pesawat Jatuh Saat Hujan Lebat, 8 orang menjadi korban (http://bandung.detik.com/read/2009/04/06/142358/1111053/486/pesawat-jatuh-saat-hujan-lebat)

Berikut 24 nama korban yang tewas :
1. Kapten Penerbang I Gede Agustirta Santosa
2. Lettu Penerbang Yudo Pramono
3. Letda Teknik Dadang
4. Letda Teknik Rachmat
5. Serda Bachtiar
6. Serda Mas Karebet

18 Penumpang yang merupakan anggota Paskhas, termasuk siswa Diklat Paralayang Tempur TNI AU:
1. Lettu Wahyu Nani
2. Lettu Dani Koto
3. Letda Richi
4. Bintara Ervan
5. Tamtama Didi K
6. Tamtama Teguh
7. Tamtama Imran
8. Tamtama Arry
9. Tamtama Kadir
10. Tamtama Darmanto
11. Tamtama Danang
12. Tamtama Didi
13. Tamtama Ibnu
14. Tamtama Heru
15. Tamtama Erwin
16. Tamtama Faisal
17. Tamtama Dedi
18. Lettu Basone.(ern/er

(http://bandung.detik.com/read/2009/04/06/174011/1111261/486/8-korban-berhasil-diidentifikasi)


Sekali lagi, saya kembali memohon maaf atas informasinya yang tidak lengkap ini.

Sabtu, 16 Mei 2009

Kecelakaan Mobil yang Aneh

Mobil KIA Carrens dengan nomor polisi B 8314 KT terjun bebas di putaran jembatan Semanggi, Jakarta Selatan dari arah Grogol menuju jalan Sudirman. Menurut saksi mata, mobil naas itu langsung jatuh saat melakukan aksi kebut-kebutan di jalan. Mobil langsung kehilangan kendali dan jatuh dari ketinggian sekitar 10 meter dan menabrak tiang listrik.

Keluarga korban yang sempat datang ke tempat peristiwa hanya bisa menangis dan menduga pengemudi bersama teman-temannya mabuk-mabukan. Dari tempat kejadian, keluarga langsung menuju rumah sakit.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, petugas langsung menutup jalan karena kabel listrik yang dihantam mobil berpontesi membahaya pengendara yang melintas. Ketiga penumpang mobil naas itu hanya menderita luka ringan dan langsung dibawa ke rumah sakit Angkatan laut di bilangan Benhill, Jakarta Pusat. Petugas juga tidak bisabisa mengevakuasi mobil dengan alasan aliran listrik yang rusak ditbarak mobil belum dipadamkan.

Petikan kalimat diatas merupakan pembelajaran selanjutnya kepda diri ini unutk mendokumentasikan peristiwa yang sempat terlihat. Masalahnya, dalam blog yang saya coba utak-atik ini, belum dapat saya temukan bagaimana caranya untuk menempatkan gambar seperti yang ada pada berita-berita di situs berita. Nanti kalo ada yang tahu, mohon diberitahu caranya. Terima kasih.

Petikan kalimat ini sebenarnya juga dapat dilihat di situs berita, tapi seperti yang dikatakan sebelumnya, ini hanyalah pembelajaran saya. Jadi siap-siaplah anda kecewa.

NB : catatan yang mungkin tidak akan anda temukan. Mobil Naas tersebut hancur parah. As roda bahaklan rangka mobil dapat dikatakan hancur. Anehnya, keadaan mobil tersebut bersebrangan dengan ketiga penumpang yang ada di mobil. Dari informasi yang didapat, penumpang yang mengalami luka parah yaitu penumpang yang duduk di kursi belakang. Itu pun hanya menderita luka ringan berupa lecet-lecet di beberapa bagian. Sedangkan penumpang lainnya yang duduk di kursi depan tidak mengalami luka serius. Aneh bukan?

catatan peristiwa yang ndak penting

Seorang pemuda tewas dalam kericuhan yang terjadi pada saat konser musik di kampus Universitas Pancasila, Depok, Jawa Barat sabtu (16/5) dini hari. Pemuda ini tewas dengan enam luka tusukan di sekujur tubuhnya. Tidak hanya itu, 2 orang temannya juga mengalami luka parah akibat benda tajam.

Penggalan kalimat diatas hanya bentuk pembelajaran diri untuk mendokumentasikan peristiwa dalam sebuah kata-kata. Sayangnya, jari-jemariku kurang terampil menerjemahkan dalam bahasa. Beginilah hasilnya. Mohon pertunjuk ya bagi yang membacanya.

Sebenarnya, masih banyak informasi yang ingin ditulis.. Namun, minimnya pembedaharan kata-kata dalam otak kerap kali menghalangi. Saya tahu, ketika seseorang pesimis maka tembok penghalang itu tidak akan rubuh (dikutip dari Mario Teguh dalam acaranya Sahabat Super). Makanya akan kuhancurkan tembok itu dengan tulisan yang tidak banyak ini.

Uniknya lagi, saat sedang tidak berada di depan komputer, kata-kata keluar begitu saja bak air keran yang baru dibuka. Namun, saat layer monitor sudah menanti untuk diisi tidak jarang jari-jari terhenti beberapa saat. Jadi, ada yang punya solusinya? Dulu pernah sekali waktu, saat sedang di atas motor, tiba-tiba ada yang ingin kuabadikan dalam tulisan. Maka, langsung saja saya keluarkan isi otak ini dalam secarik kertas. Walhasil, selain mendadak hilang kata-kata tersebut, kertas itu juga ikut raib dimakan usia karena tak pernah tersentuh untuk yang kedua kalinya. Bingung saya.

Jumat, 08 Mei 2009

PENA TIMUR: Selamat dan Sukses buat Redaktur Poskota baru part 2

PENA TIMUR: Selamat dan Sukses buat Redaktur Poskota baru part 2

tidak banyak yang ingin kutulis di lembar ini. Hanya sekedar mengungkapkan turut bersuka cita dengan adanya kejadian ini. Meski belum lama saya bergabung di PENA TIMUR, tapi seperti .... (ah, susah kuungkapakan dengan kata-kata. Mohon maaf, pembedaharaan kata-kataku terlalu sedikit di kepala ini.)

Selamat, Congratulation, dan banyak kata yang indah untuk mengungkapan moment bahagia ini.

Hebat, bravo, dahsyat, mantap. huh kata dalam bahasa Indonesia memang tepat untuk menggambarkan situasi ini...

from your best regrad

Pena "rio" Timur